Friday, June 20, 2014

Tiket Return




Saat Adnan memperlihatkan pengumuman kelulusan di Al-Azhar dan namanya dinyatakan lulus (dengan adanya tulisan "Alfu Mabruk"). Saya berucap "Alhamdulillah" ber-ulang-ulang, sambil mengusap-usap rambutnya. Saya terharu karena Adnan bisa membuktikan kepada saya, bahwa dia bisa lulus tanpa harus ikut perbaikan nilai/susulan (daur tsani).

Setelah melihat namanya, Adnan masih sibuk melihat nama dan nilai teman-temannya yang lain. Saya dan suami pun ikut serta memperhatikan nilai-nilai temannya. Dan, kemudian tiba-tiba Adnan bertanya kepada saya, yang masih dengan rasa haru berdiri di belakangnya.

"Mama, cuma bilang Alhamdulillah?"
"Lah, memang Adnan maunya mama bilang apa lagi?"
"Mama tidak bilang, mau kasi hadiah apa Adnan?" Adnan sambil tersenyum.

Dan, saya pun hanya membalas pertanyaan Adnan dengan senyuman. Saya bingung mau bilang apa lagi selain mengucapkan Alhamdulillah. Lebih bingung lagi karena saya tidak tahu harus memberinya hadiah apa.

Karena selama sekolah, yang namanya selesai imtihan (setelah imtihan dan setelah ada nilai) saya tidak pernah memberinya hadiah special. Selain mengajaknya makan di KFC, RM Indonesia, atau mengajaknya ke mall beli mainan yang dia mau, itupun dengan syarat harganya murah (tidak lebih dari 10 LE).

Saya tidak sekalipun memberinya hadiah yang harganya terhitung mahal. Dalam artian mahal untuk hitungan saya, yang keadaan ekonominya tidak memungkinkan untuk membeli hadiah yang mahal-mahal.

Beberapa menit kemudian, setelah melihat nilai teman-temannya, Adnan kembali bertanya, "Jadi, mama mau kasi hadiah apa?"

Mendengar Adnan mengulangi pertanyaannya. Saya langsung menjawab, "Insya Allah, mama akan kasi TIKET RETURN buat Adnan sebagia hadiah kelulusan, hadiah pertama." Saya tersenyum sambil menahan air mata.

Jawaban saya membuat Adnan tidak percaya, sehingga Adnan berulang kali bertanya,

"Betul, Ma? Betul? Betul? Betul, Ma?"
"Ya, Insya Allah, betul. Tapi dengan syarat harus banyak bersabar dan belajar dengan baik."
"Iya, Ma."

Dengan wajah semringah Adnan kemudian berdiri dan membalikkan badannya, lalu memeluk saya dengan erat. Hari itu Adnan sangat bahagia karena keinginannya untuk tetap melanjutkan sekolah di sini (Al-Azhar), atas izin-Nya akan terkabul.

Semoga Allah memberi kami umur panjang, dan kecukupan dengan rezeki yang halal, agar kami bisa menghidupi, dan memenuhi kebutuhan anak-anak kami dalam menuntut ilmu. Amin!

Thursday, May 29, 2014

Sayur Warak Inab




Ada yang bilang, sayur daun singkong adalah sayur sejuta umat. Mungkin disebutnya begitu karena hampir semua orang tahu dan suka sayur ini. Sayur inipun ada yang bilang sayur khas dari daerah Minang, Sumatra Barat.

Semasa saya masih kanak-kanak. Saya ingat Mamaku sering memasak sayur daun singkong. Dan Mama saya lebih senang sayur daun singkongnya dikasi santan. Karena  kami semua suka kalau dimasak santan.

Sayur ini, kalau di Indonesia pasti tidak sulit untuk didapatkan. Baik yang sudah jadi atau untuk mendapatkan bahan (daun singkongnya). Beda ketika kita berada di LN, contohnya di Mesir.

Saya, sejak menginjakkan kaki di Mesir, pada tahun 2000 sampai sekarang. Belum pernah sekalipun menjumpai daun singkong. Jadi, kalau di Mesir jangan cari singkong, sebab jangan kan singkong daunnya saja tidak ada. Kalaupun ada mungkin singkong dibawa dari Saudi Arabia atau Sudan.

Nah, saat daun singkong tak ada sementara kita lagi kepingin makan sayur yang tekstur serta rasanya seperti sayur daun singkong. Maka, jangan takut, kalau ada peribahasa yang mengatakan, "Tidak ada rotan, akar pun jadi" maka buktikanlah peribahasa itu pada dunia sayuran. Hehehe

Saat tidak ada daun singkong, maka alternatifnya adalah mengganti daun singkong dengan warak inab(daun anggur). Karena daun anggur sangat mudah di dapatkan di sini(Mesir), jika sedang musim. Hehehe

Rasanya gimana? Rasanya tidak jauh beda dengan daun singkong, 11/12 jika mau dibandingkan. :D

Penasaran ingin membuktikannya? Hayuuuu coba resep ini. :)

Bahan:

    2 ikat daun anggur, (ambil daunnya)
    2 lembar daun salam
    2 lembar daun jeruk
    2 ruas jari lengkuas, memarkan
    1 liter santan
    1 sdm garam
    ½ sdt gula pasir
    minyak


Bumbu yang dihaluskan:

    1 ons  ebi, cuci bersih
    6 butir bawang merah
    5 siung bawang putih
    5 butir kemiri sangrai
    1 centimeter kunyit
    3 buah cabe merah besar, buang bijinya agar tidak terlalu pedas


Caranya Masak:

*Rebus daun anggur setengah matang, peras kemudian dipotong-potong, sisihkan
*Tumis bumbu halus, daun salam, daun jeruk dan lengkuas sampai wangi 
*Masukkan daun singkong kedalam tumisan bumbu. Aduk sampai tercampur dengan bumbu
*Kemudian masukkan santan, setelah mendidih tambahkan garam dan gula pasir, aduk dan      tunggu sampai mendidih. Angkat, sayurnya siap disajikan.

Selamat menikmati sayur dauh anggur(warak Inab) :D

Thursday, May 8, 2014

Manfaat Biji Nangka


Nangka .. Pasti kita semua sudah tahu wujud dari buah nangka. Juga tahu bahwa buah nangka menjadi buah yang cukup digemari oleh orang Asia seperti Indonesia, dan termasuk salah satu jenis buah yang mahal harganya. Apalagi kalau sudah diolah menjadi keripik nangka. Hehehe

Bagi saya sendiri, buah nangka adalah salah satu buah kesukaan, dari sekian buah yang saya suka. Saking sukanya, buah nangka bukan hanya saat matangnya saja, tapi juga saat diolah menjadi sayur. Dan, biji buah nangka yang sudah matang selalu saya selamatkan untuk direbus.  

Tetapi, meskipun suka makan nangka dan bijinya, saya tidak tahu akan manfaat dari biji nangka. Yang ternyata memiliki manfaat antara lain :


1. Melawan keriput
Kandungan antioksidan yang tinggi pada biji nangka bisa melawan penuaan di wajah. Campurkan saja biji nangka dengan susu dingin, kemudian hancurkan biji hingga halus dan ratakan pada wajah. Jika dilakukan rutin, keriput di wajah pun akan berkurang.

2. Mencegah konstipasi
Makan biji nangka secara rutin akan memberikan manfaat bagi kesehatan. Kandungan kaya seratnya akan mencegah konstipasi. Biji nangka juga dapat dimanfaatkan dalam upaya pengeluaran racun atau detoks dari tubuh.

3. Membersihkan noda pada kulit
Siapa sangka biji nangka bisa membuat kulit lebih mulus? Campurkan biji nangka kering ke dalam susu dan madu. Setelah beberapa waktu, hancurkan biji menjadi pasta dan ratakan pada kulit yang bernoda, setelah kering, bilas dengan air bersih.

4. Mengatasi stres dan penyakit kulit
Diketahui tinggi protein dan mikronutrien lainnya, biji nangka pun baik digunakan sebagai bahan terapi penyakit kulit dan mengatasi stres. Rutin makan biji nangka juga menjaga kulit tetap lembab alami.

5. Memberikan volume pada rambut
Biji nangka memiliki manfaat besar terhadap menjaga aliran darah tetap baik. Sementara aliran darah yang baik diperlukan untuk pertumbuhan rambut yang sehat. Ditambah lagi, makan biji nangka juga baik untuk menjaga kadar gula darah karena kaya akan mangan.

6. Mencegah anemia
Biji nangka mengandung zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam menghindari anemia.

7. Mencegah rambut rontok
Di dalam biji nangka, terdapat kandungan vitamin A yang menjaga penglihatan. Namun tak hanya itu, vitamin A yang berasal dari biji nangka juga berfungsi untuk melawan kerontokan rambut.

8. Menambah kenikmatan seksual
Biji nangka dapat dipanggang seperti chestnut. Biji nangka panggang dianggap sebagai afrodisiak yang baik untuk meningkatkan gairah bercinta.

Sumber dari klik di sini :)

Sunday, May 4, 2014

Fuck You




Entah sejak kapan, Adam mulai mengatakan fuck you sambil menaikkan jari tengahnya, ketika sedang marah kepada Adnan. Dan, saya tidak tahu darimana kata itu dia dapat.

Ketika Adam mengatakan fuck you. Saya selalu menegurnya, untuk tidak mengatakannya lagi. Adnan pun demikian, bahkan Adnan tidak tanggung-tanggung langsung memarahinya. 

Kata Adnan, "Jangan selalu bilang begitu, karena itu tidak bagus artinya". Adam pun berhenti mengatakannya jika diingatkan atau dimarahi. Tapi, saat kembali marah kata itupun diucapkannya lagi. #Kumat

Hari ini, karena keduanya masih libur. Saya bongkar-bongkar laci ditemani Adnan dan Adam. Saya membuang apa-apa yang saya anggap tidak berguna lagi, termasuk foto-foto lama. Yang sudah bisa dipastikan tidak akan dibawa pulang ke Indonesia nanti. #Insya Allah

Saat memilah milih foto, tiba-tiba Adam menemukan foto kami (Ada saya, Adam , Adnan, dan seorang teman). Adam langsung meraih foto itu, kemudian mengambil posisi duduk agak jauh dari saya.

Sambil memandangi foto itu, Adam tertawa terbahak-bahak. Saya dan Adnan jadi bingung. Adam tertawa begitu karena apa? Padahal foto yang dipandanginya itu tidak ada lucunya sama sekali     .

Karena Adam masih terus tertawa, Adnan mulai kesal dan langsung berkata, "Eh dah, enta magnun   "?

Thursday, April 10, 2014

Teh Hijau Bantu Tingkatkan Kerja Otak


Penelitian terbaru menunjukkan bahwa teh hijau tidak hanya bisa membantu melawan kanker, jantung dan diabetes tipe 2. Tapi juga dapat meningkatkan fungsi kognitif otak, terutama kerja memori otak.

Tim peneliti yang meliputi Prof Christoph Beglinger dan Prof Stefan Borgwardt dari University Hospital of Basel di Swiss menyatakan temuan mereka menunjukkan bahwa teh hijau bisa menjanjikan dalam upaya pengobatan gangguan kognitif yang terkait dengan gangguan neuropsikiatri seperti demensia.

Teh hijau yang asli dari Cina dan India, dihasilkan dari daun semak Camellia sinensis. Tidak seperti teh lainnya, teh hijau terbuat dari daun yang tak teroksidasi. Pengolahan minimal menjadikannya tetap kaya akan antioksidan.

Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychopharmacology itu, teh hijau bisa meningkatkan keterhubungan antara konteks parietal dan frontal otak.

Tuesday, April 8, 2014

Bahnasa Bumi Para Syuhada




Alhamdulillah .. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Atas Rahmat rezeki dan kesehatan yang diberikan-Nya. Sehigga kami sekeluarga dapat berziarah ke makam para Syuhada, di salah satu kota yang ada di Mesir yaitu Bahnasa.

Tempat bernama Bahnasa ini dikenalkan oleh suami. Yang pernah sekali kesana bersama tamu Mesir Asia Travel pada tahun 2001, yang berasal dari Siangapore. Dan, pada masa itu, suami masih dalam rangka training untuk menjadi Guide Tourism di Mesir Asia Travel.

Sejujurnya, sejak saya tahu kota Bahnasa dan sejarahnya dari suami, saya tertarik untuk berziarah. Sehingga Bahnasa menjadi salah satu tempat yang masuk list,  tempat yang ingin saya ziarahi selama masih di Mesir.

Karena itu, saya sangat senang, saat saya sudah berencana untuk kembali ke Indonesia. Saya bisa berziarah ke Bahnasa bersama keluarga. Semoga saja, ketika tiba waktunya kami harus hengkang dari Mesir, negeri yang memiliki banyak julukan ini, Allah SWT masih memberi kami umur panjang dan rezeki, agar bisa kembali menghirup udara Mesir dan kembali berziarah ke Bahnasa, tanah yang penuh keberkatan ini.

Baiklah, saya sedikit akan berbagi cerita tentang perjalanan kami ke Bahnasa.

Sunday, March 23, 2014

Cecenat, Kharnas atau Kande-Kande Balao

Kharnas

Buah ini pada umumnya tumbuh liar bercampur semak, yang sering ditemukan di kebun, sawah, atau di hutan. Buah ini juga dikenal dengan beberapa nama, ada yang menyebutnya cecendet, cecenet, ceplukan atau ciplukan. Saya sendiri menyebutnya kande-kande balao, karena begitulah orang-orang di kampung saya menyebutnya.

Buah inipun tidak begitu menarik perhatian. Sehingga tak heran jika tidak pernah melihat buah ini di pasar tradisional di Indonesia. Tapi itu hanya di Indonesia. Karena di Mesir, buah ini sangat mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, bahkan di hypermarket seperti Carrefour. 

Di Mesir buah ini namanya Kharnas, harganya 10 Le/kg. Jika diequalkan ke rupiah sekitar Rp. 17.000. Harga yang cukup mahal jika dibandingkan dengan harga jeruk atau strawbery yang hanya sekitar 4-5 Le/kg.

Kenapa di Mesir buah ini jadi mahal? Entahlah, apa sebabnya. Tapi, boleh jadi karena orang Mesir tahu akan khasiat buah ini, atau karena disukai saja. Sementara di Indonesia, meskipun kita bisa menikmatinya dengan gratis, tapi masih banyak yang tidak suka, dan ketidaktahuan kita akan khasiat dari buah yang punya banyak nama ini.
   
***

Saturday, March 15, 2014

Selamat Tinggal Merah

Si Merah
Dulu, ketika masih mencinta, berjumpa 5 kali sehari rasanya tak cukup. Saat bangun inginnya langsung jumpa. Sedang duduk santai ingin jumpa. Setelah makan siang ingin jumpa. Setelah makan malam juga ingin jumpa, bahkan saat tengah malam pun masih ingin kembali berjumpa.

Saat saya bersama teman-teman lebih ingin lagi berjumpa. Karena saya ingin teman-teman saya tahu dan mencintainya. Meskipun mungkin cinta mereka tidak seperti cinta saya padanya.

Begitulah ingin saya setiap hari. Sayapun selalu mengikuti keinginan hati untuk berjumpa. Dan ini sudah berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ya, lama, puluhan tahun lebih. Karena sejak pertama bertemu, saya sudah jatuh cinta.

Karena itu, beberapa kali pulang ke Tanah Air. Saya selalu ingat, alhasil, disetiap perjalanan saya ditemani olehnya. Di mataku ia menjadi satu-satunya, yang bisa menemani, bisa menyegarkan otakku kala suntuk, bisa menjadi pelepas dahaga kala kehausan. Is the best lah pokoknya.

Tuesday, March 11, 2014

Manfaat Buah Naga

Gambar dari Mbah Google
Teman-teman semua, sudah pernahkah makan buah Naga? atau belum tahu dengan buah Naga? Jika teman-teman belum pernah makan dan belum tahu. Coba deh, sekarang cari tahu, dan coba makan, deh.  Enak segeerr, loh!

Buah Naga ini jika dibuat jus tidak sekedar menjadi pelepas dahaga. Begitu pun jika dimakan begitu saja. Buah Naga ini jika sudah masuk dalam perut sangat bermanfaat bagi kesehatan. Nah, apa saja, seh, manfaatnya? Jawabannya, baca artikel tentang buah Naga di bawah ini .. :)

Monday, March 3, 2014

Pintar atau Sombong

Bapak Andrie Wongso

Pernahkah dalam sebuah organisasi, Anda menemukan seseorang yang merasa paling hebat, merasa paling banyak memberikan kontribusi, merasa dirinya menjadi tulang punggung organisasi, dan seolah-olah bila tidak ada dia, maka roda bisnis perusahaan akan berhenti, merasa paling tahu segalanya sampai-sampai mengatakan saya tidak perlu lagi belajar?


Dalam pengalaman memberikan training bagi sebagian perusahaan, saya kerap menerima sharing dari peserta yang mengatakan mereka kerap menemukan orang-orang dengan tipe yang diatas. Bahkan ada yang mengatakan mengatasi karyawan yang kompetensinya kurang dan mau belajar masih jauh lebih mudah dibandingkan mengatasi karyawan yang kompetensinya baik tetapi merasa sombong dan menyepelekan aspek pengembangan diri. 

Melakoni peran sebagai seorang fasilitator dan trainer pengembangan diri, saya pernah mendengar salah satu pesan yang selalu saya ingat yaitu “Kamu harus terus belajar” Belajar tidak semata-mata dari buku, melainkan mau belajar dari orang lain. Prinsip ini yang mendasari perjalanan saya sebagai seorang trainer. Saya belajar banyak dari peserta saya setiap kali sesi dalam kelas. 

Sunday, March 2, 2014

Resep Rendang Daging


Hasil Praktik

Siapa yang tidak tahu rendang? Pastinya sudah tahu semua, kan? Karena rendang adalah salah satu masakan Indonesia yang sudah terkenal. Bukan hanya dikenal di Indonesia tapi juga di Negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei, Thailand, dan Singapore. Bahkan sampai di Timur Tengah seperti Mesir dan Saudi Arabia.

Masakan rendang lebih sering ditemukan di Rumah Makan Padang. Jadi, jika ingin makan rendang, ya, cukup mencari Rumah Makan Padang. Insya Allah, menu rendang pasti ada. Kalau tidak lagi kehabisan, ya. Hehehe

Rendang bukan hanya merupakan masakan yang enak dan banyak digemari, tapi juga menjadi masakan yang unik. Unik dikarenakan dari bumbu-bumbu yang digunakannya. Bumbu yang alami dan bersifat antiseptik, yang bisa membunuh bakteri patogen(bahan yang menimbulkan penyakit). Oleh karena itu, tak heran, jika rendang bisa bertahan sampai beberapa minggu. #Tahan lama tahan basi.


Monday, February 24, 2014

Akhirnya TTJ



Menulis itu seperti bermain kungfu. Anda tidak akan pernah menjadi jago kungfu meski seumur hidup menonton Jacky Chan atau Jet Lee tanpa berlatih kungfu. *Helvy Tiana Rosa*

Kalimat ini saya dapatkan dari seorang teman. Saat menginginkan saya untuk mengikuti salah satu audisi menulis yang diadakan oleh Hamasahputri sejak 18 Maret 2011 hingga 18 April 2011, dengan tema “Ketika Buah Hati Sakit”. Baru saja dia menawarkan audisi menulis tersebut, saya langsung mengatakan, saya tidak bisa menulis. Namun dia tetap ngotot agar saya mencobanya terlebih dahulu, baru boleh mengatakan tidak bisa.

Sunday, February 23, 2014

Bawang Merah Untuk Turunkan Demam


Google Images

Sebagia Ibu, kadang langsung panik saat anak-anak kita sedang demam. Dan, kita pun langsung mencari obat penurun panas di apotik. Parahnya, kadang kita langsung saja memberikan obat tersebut tanpa melalui resep dokter. Ini sudah menjadi kebiasaan dan sering terjadi. Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tak ada salahnya, saat anak demam kita coba obat tradisional seperti dibawah ini.
 
 ***

Ramuan tradisional dapat digunakan untu perawatan bayi, salah satunya yaitu bawang merah yang mengandung berbagai zat seperti vitamin C, sulfur, kalsium dan fosfor Adapun manfaatnya:
 

1. Menurunkan demam. Caranya dengan mengoleskan parutan bawang merah yang dicampur dengan minyak penghangat di dada

2. Menangani perut kembung dengan mengoleskan bawang merah yang dihaluskan di bagian perut

3. Membantu mengatasi batuk dan pilek dengan mengoleskan parutan bawang merah di perut , dada dan penggung. (tabloidnakita)


Sumber  : FB


Cussons Mum & Me Indonesia



Saturday, February 22, 2014

Setelah Ngerumpi



Setelah beberapa hari lalu cukup kaget mendengar suara tembakan. Hingga masih melihat di chanel Al Jazirah, demo yang masih saja menelan korban. Saya dan Adnan pun ngerumpi alias cerita-cerita lepas. Dan, seperti inilah hasil ngerumpinya.

***
Saya : Yaa, Mesir jadi terasa tidak aman begini ya. Suara tembakan jadi sering kita dengar, demo tak ada henti-hentinya. Kalau begini jadi mau pulang cepat ke Indonesia.

Adnan : Kenapa kita mau pulang, kita di sini aja, biar saya sekolah. Mesir aman, Ma. Kan ada dalam Al-Quran  ادْØ®ُÙ„ُوا Ù…ِصْرَ Ø¥ِÙ†ْ Ø´َاءَ اللَّÙ‡ُ آمِÙ†ِينَ

Saya : Artinya ?
Adnan : Masuklah kamu ke Mesir, Insya Allah aman.
Saya : Wah, keren, tahu artinya juga ternyata. Tapi yang demo-demo ini, kita tidak tahulah, ya, apa mereka benar atau salah.

Adnan : ÙˆَÙ‚ُÙ„ْ جَاءَ الْØ­َÙ‚ُّ ÙˆَزَÙ‡َÙ‚َ الْبَاطِÙ„ُ ۚØ¥ِÙ†َّ الْبَاطِÙ„َ Ùƒَانَ زَÙ‡ُوقًا

Saya : Kalau ayat itu apalagi artinya?
Adnan : Artinya itu, Ma. Maksudnya yang batil itu pasti hilang, Ma.
Saya : Lah, kok artinya cuma pendek, ayatnya kan panjang?
Saya : Artikannya yang lengkap, biar Mama tahu. Artikan dengan bahasa Arab saja!
Adnan : Eh, Mama. Bagimana mau di bahasa Arab, kan itu sudah bahasa Arab.
Saya : Upss .. Iya yaa .. Mama salah ngomong, nih. #Tutup muka. :D

Pertanyaan saya membuat Adnan bingung untuk menjelaskannya dalam bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesianya lumayan blepotan. Jadilah ayatnya dicari di internet, dan saya disuruh baca tuh artinya. Padahal, saya tahu, kok, artinya. Cuma ngetes aja. Kali aja dia cuma hapal ayatnya tapi tidak tahu artinya. Tapi, ternyata Adnan sangat tau dan mengerti ayat yang dibacanya #Alhamdulillah, saya kan jadi senang. Hehehe

Monday, February 17, 2014

Inbox Peringatan



Tanggal, 10 Februari 2014, tepatnya pada pukul 4.00 dinihari. Saya buka FB dan membaca satu pesan inbox, pengirimnya adalah adik kandung saya yang tinggal di Batam.

Inbox tersebut mengabarkan tentang kematian Om saya. Saudara laki-laki Ibuku yang sulung. Membaca inbox itu saya hanya bisa menarik napas panjang sambil berucap, Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Dan, tanpa terasa butir-butir bening pun sudah membasahi pipi.

Saya tiba-tiba sedih. Dari tahun 2000 sampai sekarang, saya meninggalkan kampong halaman tercinta. Pergi mendampingi suami yang masih dalam proses menyelesaikan studynya di Cairo. Sejak itu pula sudah 5 keluarga dekat saya yang meninggal. Dan tidak satu pun yang bisa saya antarkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Kelima orang itu adalah, pertama, ayah saya, yang meninggal tahun 2003. Tahun itu adalah tahun terakhir saya bertemu. Dan, waktu itu, meskipun ayahku baru mulai sembuh dari sakitnya, beliau tetap memaksakan diri untuk mengantar saya ke airport ketika saya akan kembali lagi ke Cairo. Tiga bulan saya di Cairo, ayah saya meninggal.

Sedang kedua, ketiga, keempat dan kelima adalah saudara kandung ibuku (2 laki-laki, 2 perempuan), kematian mereka hanya beda tahun saja. Yang keempat dan kelima ini (saudara laki-laki Ibuku), terakhir saya ketemu tahun 2009, ketika saya kembali ke Indonesia karena ada urusan.

Sejak saya menginjak masa remaja hingga selepas menikah. Seperti biasa, saya memang malas untuk bersilaturahim ke rumah keluarga. Apalagi kalau tidak ada perlu atau acara. Tapi waktu saya kembali tahun 2009, Kakak saya memaksa saya untuk bersilaturahim ke rumah keluarga(Om), karena keadaan Omku sudah sakit-sakitan.

Kata kakakku, "Sempatkanlah untuk bertemu, siapa tahu kamu tidak lagi punya kesempatan nanti. Kamu kan jauh, kita tidak pernah tahu kehendak Allah, karena Om sudah sakit-sakitan". Karena itu akhirnya saya menuruti ajakan kakak saya.

Sunday, February 9, 2014

Perjuangan Hati


Uang 100 usd sekitar 25 lembar dan beberapa lembar pecahan 50 RM dalam amplop serta selembar e-Ticket, kutemukan di pojok kursi ruang tunggu airport. Uang dan ticket itu segera kuambil, dan memasukkannya dalam tas.

Aku melangkah menjauh dari tempat dimana kutemukan uang dan e-ticket itu. Sambil berpikir, uang dan e-ticket ini aku laporkan atau tidak, ya?

Aku jadi bingung, ada inginnya melaporkan, tapi juga ketidak inginannya lebih kuat lagi. Angka nol, jumlah lembaran dollar dan RM dalam amplop itu, cukup menyilaukan mata dan hati. Benar-benar menggoda imanku.

Di tempatku berdiri, aku mulai mondar-mandir. Aku sedang berjuang untuk mengikuti satu kata hatiku.

Karena disatu sisi, hatiku berkata, "Uang ini tak usah kamu laporkan, Na. Lumayan uangnya untuk kamu gunakan beli ini dan itu. Pokoknya kamu ambil saja, ambil ambil ambil, rugi kamu kalau mengembalikannya".

Namun, di sisi lain, hatiku berkata, "Na, kembalikan uang itu kepada pemiliknya. Kasian yang punya, lagipula uang itu tidak seberapa, kok. Uang itu jika tetap kamu ambil, malah hanya akan menghalangi rezekimu yang lebih dari itu".

Monday, January 27, 2014

Tunggu Aku Kembali



Batam Island adalah tempat yang pernah aku jadikan sebagai tempat untuk mencari sesuap nasi. Saat pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Batam terasa begitu asing buat aku. Dimana di tempat itu tak satupun yang pernah aku lihat sebelumnya.  Benar-benar hal yang baru dan semua serba baru. Di Batam aku bertemu dan memiliki teman dari berbagai suku dan daerah dengan berbagai macam dan corak yang menjadi karakteristik mereka.

BATAM=Bila Anda Tiba Anda Menangis, BATAM=Bila Anda Tabah Anda Menang, itulah slogan yang akrab terucapkan oleh orang-orang yang sudah lebih awal menginjakkan kaki di pulau Batam. Saat pertama menginjakkan kaki di Batam memang gak afdhal kalau kita tidak meneteskan air mata. Terasa begitu terasingnya diri di antara keramaian. Namun dari keikhlasan hati untuk melewati hari-hari dalam keterasingan ternyata tangispun mampu berubah jadi senyuman.

Selama kurang lebih 4 tahun berada di Batam sebagai anak rantau banyak hal yang aku dapatkan. Batam sudah membuat aku lebih bisa menghargai orang lain untuk dijadikan sebagai teman. Maklumlah saat masih di kampung, aku diibaratkan manusia yang punya mata tanpa memiliki mulut.

Mengkudu (Si Buruk Rupa yang Aku Suka)



Buah Mengkudu (Baja)

 Mungkin di antara kita banyak yang kenal dengan buah mengkudu, bahkan banyak yang suka. Dan saya adalah salah satunya yang suka mengkudu. Namun gak menutup kemungkinan banyak pula yang tidak suka. Maklumlah bau mengkudu kalau sudah masak baunya kurang enak (bau pesing atau masenggi na'seng Ogie). Buah mengkudu sendiri bahasa Bugisnya buah 'BAJA'.

Mengkudu biasanya tumbuh secara liar di pekarangan atau pinggir jalan. Tapi sayang  karena ketidaktahuan kita, buah mengkudu nyaris tidak mendapat perhatian. Apalagi bentuk buahnya yang cenderung kurang cantik dipandang mata. Dengan didukung oleh baunya menjadikan mengkudu hanya sedikit orang yang meliriknya.

Tuesday, January 21, 2014

Pertanyaan Iman Al-Ghazali


Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid - muridnya. Dan beliau bertanya pada semua murid-muridnya :

Pertnyaannya :

"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?" 
Mereka menjawab : "Orang tua, Guru, Kawan dan Sahabat." 

Benar, tapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI. Sebab setiap yang bernyawa pasti mati.

"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" 
Mereka menjawab : "Negara Cina, Bulan, Matahari dan Bintang-bintang." 

Benar,  tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Dengan cara apapun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu, kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama. 

"Apa yang paling besar di dunia ini?" 
Mereka menjawab : "Gunung, Bumi dan Matahari" 

Semua benar, tapi yang paling besar adalah NAFSU. 
Kita harus berhati - hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka. 

"Apa yang paling berat di dunia ini?" 
Ada yang menjawab : "Besi dan Gajah." 

Semua jawaban benar, tapi yang paling berat adalah memegang AMANAH.

"Apa yang paling ringan di dunia ini?" 
Ada yang menjawab : "Kapas, angin, debu dan daun-daunan." 

Semua benar, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan shalat. 

Dan yang terakhir : "Apa yang paling tajam di dunia ini?" 
Mereka serentak menjawab : "Pedang." 

Benar, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA. 
Karena lidah manusia selalu bisa menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

*Semoga ada manfaat yang bisa kita petik*

Gurindam Dua Belas



 INI GURINDAAM PASAL YANG PERTAMA

Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama

           Barang siapa mengenal yang empat
           Maka ia itulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

          Barang siapa mengenal diri
          Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya

          Barang siapa mengenal akhirat
          Tahulah ia dunia mudharat

Sunday, January 12, 2014

Yang Teramat Saya Benci

Ikan LELE

Mengingat yang teramat saya benci. Dulu …
Waktu masih di Makassar, teman-teman saya sering mengajak saya makan di rumah makan yang ada menu LELEnya. Tapi, ajakan itu tak sekalipun saya terima, karena saya tidak suka ikan lele. Tidak sukanya pake banget lagi. :D

Waktu pertama sampai di Batam, teman-teman saya pun sering mengajak saya makan JENGKOL. Tapi, tak sekalipun saya mau. Karena saya tidak suka baunya. Dan, jangankan mau mencicipinya, melihatnya saja sudah buat saya mual(mabok karena baunya). Saya benar-benar tidak suka jengkol. Sehingga tak jarang, ketika saya diajak  makan jengkol, saya selalu bertanya, "Tidak ada apa makanan lain yang bisa dimakan selain jengkol?"  #BertanyaSinis. :D

Bagitupun, waktu awal-awal kedatangan saya di negeri Para Nabi ini. Seorang teman selalu mengajak saya untuk makan full madamis dkknya. Bahkan, teman saya kadang pagi-pagi datang ke rumah membawa full dan diolahnya kembali. Tapi saat itu, saya tidak pernah tergoda untuk menyentuhnya, meskipun dia sudah mempromsikan kalau makanan itu enak. Lebih enak lagi karena dia sudah mengolahnya kembali. Jujur, dulu kalau lihat full, saya jadi ingat muntah kucing. #SungguhTerlalu.

Friday, January 10, 2014

Asiyah, Ibu Angkat Nabi Musa


Asiyah binti Muzahim merupakan salah satu diantara wanita-wanita pilihan yang pernah terukir dalam bingkai sejarah. Dia istri Fir’aun, seorang raja Mesir di zaman Nabi Musa.

Saat bersama Fir’aun, Asiyah tidak dikaruniai seorang anak pun. Fir’aun sangat mencintainya karena kecantikan dan kematangan akhlaknya. Telah berapa banyak cobaan dan tantangan yang harus dihadapinya dengan penuh kesabaran.

Bahkan berbagai kesulitan mampu dirubah menjadi kemudahan, sehingga Asiyah dikenal sebagai rahmat, bagi masyarakat di zaman Fir’aun yang penuh dengan kelicikan dan kelaliman.

Pada masa yang seperti itulah muncul peristiwa yang akan menentukan sejarah hidup Nabi Musa selanjutnya. Disebutkan dalam sejarah kenabian, ketika Asiyah duduk-duduk di taman yang indah nan luas, dihiasi dengan aliran sungai mempesona. Dia melihat sebuah peti mengambang.

Perlahan-lahan peti itu semakin mendekat sehingga Asiyah menyuruh para pembantunya untuk mengambil dan mengeluarkan isi peti tersebut. Ketika dibuka, ternyata di dalamnya terdapat seorang bayi mungil, elok dan rupawan.

Thursday, January 9, 2014

Resep Coto Makassar


You : Mbak orang mana ?"
Me : Orang Sulawesi, Makassar."
You : Wah, Makassar ya ? Tau coto, Mbak ? Makanan khas Makassar itu ?
Me : Oh, Coto. Ya tau banget lah.
You : Suka, Mbak ?
Me : Ya pastilah, coto gitu. Saya sukanya pake banget malah.
You : Wah, saya juga loh. Suka banget.
Me : Oh, sama donk kita.
You : Mbak, bisa masak coto nggak ?
Me : Hmmmm $%^#^%*^*^%$

(Bingung mau jawab apa. Jawab bisa saya tidak pernah masak sekalipun, jawab tidak bisa, wah bisa-bisa ini orang bilang kebangetan. Hehehe

Saat saya memperkenalkan diri sebagai orang Sulawesi. Pasti obrolan akan tertuju pada salah satu makanan khas Sulawesi-Selatan yaitu coto Makassaar. Coto yang sudah cukup terkenal dan digemari. Meskipun tidak setenar dengan rendang Padang. :D

***
Sejak saya menginjakkan kaki di Mesir tahun 2000. Saya sering makan coto Makassar. Yang buat adalah anak cowok. Karena memang sudah terkenal cowok di sini pada pandai memasak. Entah, mereka bisa masak sejak di Indonesia atau hanya karena keadaan yang memaksa. Sehingga mau memberanikan diri untuk mencoba meracik bumbu-bumbu. Namun, apapun alasannya,  hasil racikannya memang enak-enak.

Thursday, January 2, 2014

Awal Yang Indah



Adwan Muhammad Juni

Tahun lalu, tepatnya 07 Januari 2013. Bahagia mengawali hidupku. Dengan kelahiran putra ketigaku. Yang lucu dan menggemaskan. Lahir dengan cara Caesar, berat badan 4 KG, panjang badan 52 cm. Dan kuberi nama Adwan Muhammad Juni.

Adwan malaikat kecilku yang ketiga. Kehadirannya menjadi penawar lukaku, luka yang menyapa di tahun 2012. Menatap dia tersenyum menjadi obat penenang, bukan hanya aku yang merasakan tapi bagi siapa saja yang melihatnya dan senang dengan anak-anak. Senyum anak-anak memang selalu menenangkan hati. Dan menikmatinya umpama sebuah terapi buat jiwa.