Monday, January 27, 2014

Tunggu Aku Kembali



Batam Island adalah tempat yang pernah aku jadikan sebagai tempat untuk mencari sesuap nasi. Saat pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Batam terasa begitu asing buat aku. Dimana di tempat itu tak satupun yang pernah aku lihat sebelumnya.  Benar-benar hal yang baru dan semua serba baru. Di Batam aku bertemu dan memiliki teman dari berbagai suku dan daerah dengan berbagai macam dan corak yang menjadi karakteristik mereka.

BATAM=Bila Anda Tiba Anda Menangis, BATAM=Bila Anda Tabah Anda Menang, itulah slogan yang akrab terucapkan oleh orang-orang yang sudah lebih awal menginjakkan kaki di pulau Batam. Saat pertama menginjakkan kaki di Batam memang gak afdhal kalau kita tidak meneteskan air mata. Terasa begitu terasingnya diri di antara keramaian. Namun dari keikhlasan hati untuk melewati hari-hari dalam keterasingan ternyata tangispun mampu berubah jadi senyuman.

Selama kurang lebih 4 tahun berada di Batam sebagai anak rantau banyak hal yang aku dapatkan. Batam sudah membuat aku lebih bisa menghargai orang lain untuk dijadikan sebagai teman. Maklumlah saat masih di kampung, aku diibaratkan manusia yang punya mata tanpa memiliki mulut.


Mungkin, karena diamkulah membuat orang menilai diriku seperti itu. Walau sebenarnya, aku masihlah manusia yang memiliki mata dan mulut. Hanya tempatnya saja yang kurang pass hingga mata dan mulutku tidak bisa difungksikan secara baik. #alasan

 
Batam sudah menghadirkan sahabat-sahabat terbaik dan setia untukku, walau kadang aku yang tak mampu  menjadikan diri ini sebagai seorang sahabat. Menghadirkan sahabat yang memberi dorongan saat langkahku hampir terhenti, memberi petunjuk jalan ketika aku tersesat,  membiaskan senyuman sabar ketika aku berduka, memapahku saat aku hampir tergelincir, dan mengalungkan butir-butir mutiara doa untukku.

Di Batam aku jadi mengerti akan arti cinta, dimana saat cinta memberikan duka, tak semestinya kita lemah dan menghinakan diri, tapi memberi kekuatan dan membangkitkan semangat. Hingga hati mampu menerima bahwa cinta tak selamanya harus saling memiliki.

Dalam pengembaraan selama berada di Batam telah banyak menggoreskan kenangan. Baik manis maupun pahit. Dan tetap berbesar hati untuk menerima semuanya karena kita tidak akan  mengenal kemanisan jika kita tak pernah merasai kepahitan. Biarkanlah semua kisah hidup mendaji sebuah kenangan. Karena hidup tak selalunya indah namun yang indah itu akan tetap hidup dalam kenangan.

Sejak aku meninggalkan Batam, tak pernah sekalipun hati ini ingin meninggalkan untuk selamanya, namun jauh di dasar hatiku yang paling dalam, ada keinginan yang sudah menjadi cita-cita dan impianku untuk bisa kembali.

Walau saat ini aku berada jauh dan jauh. Namun aku yakin, jika waktunya tiba aku pasti akan kembali ke kota kenanganku. Karena dalam setiap sujudku tak pernah aku berhenti tuk meminta kepada-Nya.
Batam adalah kota kenanganku yang telah membuat hatiku memiliki kasih sayang dan mengikis kesombonganku, memberikan kekuatan dan membuatku mengerti akan arti cinta.

Batamku...tunggu aku kembali...Semoga Allah mendengarkan doa-doaku. Amin!

Cairo 16 okt 2008

*Catatan lama dari MP*

NB : Dulu, waktu menulis cerita ini belum ada sedikit pun tanda-tanda, bahwa aku akan kembali lagi ke Batam. Alhamdulillah, setelah beberapa kali kembali ke Indonesia, aku selalu menyempatkan diri ke Batam. Dan, Alhamdulillah, Allah memberiku kesempatan untuk memiliki tempat tinggal (alamat di Batam). 

Semoga tahun ini, semua urusan kami dilancarkan-Nya, kami diberi umur panjang & rezeki, dan segera kembali ke Batam. Insya Allah, kami akan stay di sana. Thank You Allah, doaku diijabah. :)

1 comment: