Alhamdulillah .. Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Atas Rahmat rezeki dan
kesehatan yang diberikan-Nya. Sehigga kami sekeluarga dapat berziarah ke makam
para Syuhada, di salah satu kota
yang ada di Mesir yaitu Bahnasa.
Tempat bernama Bahnasa ini dikenalkan oleh
suami. Yang pernah sekali kesana bersama tamu Mesir Asia Travel pada
tahun 2001, yang berasal dari Siangapore. Dan, pada masa itu, suami masih dalam
rangka training untuk menjadi Guide Tourism di Mesir Asia
Travel.
Sejujurnya, sejak saya tahu kota Bahnasa dan sejarahnya dari suami, saya
tertarik untuk berziarah. Sehingga Bahnasa menjadi salah satu tempat yang masuk
list, tempat yang ingin saya ziarahi
selama masih di Mesir.
Karena itu, saya sangat senang, saat saya
sudah berencana untuk kembali ke Indonesia. Saya bisa berziarah ke
Bahnasa bersama keluarga. Semoga saja, ketika tiba waktunya kami harus
hengkang dari Mesir, negeri yang memiliki banyak julukan ini, Allah SWT masih
memberi kami umur panjang dan rezeki, agar bisa kembali menghirup udara Mesir
dan kembali berziarah ke Bahnasa, tanah yang penuh keberkatan ini.
Baiklah, saya sedikit akan berbagi cerita
tentang perjalanan kami ke Bahnasa.
Bahnasa adalah sebuah perkampungan yang
terletak kira-kira 200 km di sebelah Selatan-Barat daya Cairo, tepatnya di muhafazah Al-Minya. Yang
juga merupakan salah satu tempat yang menyimpan banyak situs arkeologi.
Bahnasa disebut sebagai bumi Syuhada, juga
merupakan bumi yang penuh keberkatan. Saidina Amru Al-Asr RA, sahabat
Rasulullah yang membuka Mesir pernah mengatakan, "Sesungguhnya Rasulullah
SAW telah bersabda: "Tidak ada selepas Mekah, Madinah dan Baitul Maqdis
suatu tempat yang berkat melainkan di bumi Mesir serta lebih banyak keberkatan di
bahagian Barat Mesir". Kata Saidina Amru lagi: "Mudah-mudahan ia
(tempat yang banyak keberkatan itu) ialah Bahnasa".
Di posisi barat Bahnasa terdapat sebuah Masjid
Ali Al Jammam (Mesjid baru) yang di sekelilingnya terdapat beberapa makam, di
antaranya makam Ali Al Jammam yaitu Qadhi Bahnasa pada zamannya, makam para
Ahlul bait yaitu Ali dan Jafar bin Abi Thalib, maqam para tentara Islam lainnya
dan juga makam Badariyyin yang ada 12 makam (Badariyyin adalah tentara yang
menghadiri perang Badr, yang terjadi pada 17 Ramadan tahun kedua Hijriah (2
H), (17 Mar 624 M di Hijaz, di bagian barat Semenanjung Arab). Di antaranya yaitu maqam Muhammad Oqbah
bin Nafi’ beserta isteri dan 8 anaknya.
Jika di Baqi'
Madinah ada sekitar 10.000 jasad para sahabat Rasulullah SAW dimakamkan, di
Bahnasa ada sekitar 5.000. Karena itulah Bahnasa pun diberi julukan sebagai Baqi'nya Mesir.
Adapun
di antara makam para syuhada, yang sempat kami ziarahi antara lain :
1.
Makam Sayyidi Ali Al-Jammam, (Qadhi Bahnasa)
2. Makam Sayyidina Ali
& Ja'far (Ahli bait Rasulullah SAW)
3. Makam Sayyidina Ziyad bin Abi Sufyan
4. Makam Sayyidina Hasan bin Soleh bin Ali bin
Zainal Abidin
5. Makam Sayyidah Ruqayyah & makam ulama'
Bahnasa Muhammad al-Khurasi.
6. Makam Sayyidah Khaulah Al-Azwar.
7. Makam Hasan bin Yahya bin Hasan al-Basri,
Putra Hasan al-Basri
8. Makam Muhammad
bin Abd Rahman bin Sayyidina Abu Bakr As-Siddiq.
9.
Makam Muhammad Abu Dzar Al-Ghifari
10. Makam keturunan Sayyidina Ustman yang bernama Abban.
11. Makam Abdullah al-Ghaniyy bin Samrah,
ulama' Bahnasa.
12. Makam Sayyidina Abd Razzaq al-Ansori
(tabiin).
13. Makam Sayyidi Muhammad bin Uqbah bin Nafi'
14. Makam putra Sayyidina Ubadah bin Somit yang bernama Ubaidah.
15. Makam Sab'a Banat (Dome of seven
girls).
Makam pertama yang kami
ziarahi adalah makam Sayyidi Ali Al-Jammam & Ja'far wa Ali. Kemudian lanjut
ke syajarah Maryam(Pohon Maryam). Syajarah Maryam masih berada tidak jauh dari
makam Sayyidi Ali Al-Jammam dan makam-makam lainnya.
Syajarah Maryam ini
adalah pohon yang pernah menjadi tempat berteduhnya Bunda Maryam dan Nabi Isa
as. Hingga saat ini masih ada, tumbuh subur dan menjulang. Juga terdapat sumur
tua di bawah pohon Maryam. Dan,
sumur itupun masih ada, dan berada satu pagar dengan syajarah Maryam.
Kemudian perjalanan dilanjutkan
ke Bahr Yusuf. Bahr
Yusuf yang diterjemahkan dari bahasa Arab sebagai 'jalur air dari Yusuf' (tapi
benar-benar 'laut', bukan 'sungai', yang akan menjadi 'nahr'), adalah sebuah
kanal yang menghubungkan Sungai Nil dengan Fayyum.
Di Bahr Yusuf kami hanya
memadangi dan mengambil gambarnya dari balik jendela mobil saja. Bahr Yusuf
tidak begitu terpelihara kebersihannya. Terlihat dengan banyaknya sampah yang
berserakan di pinggiran sungai. Namun, meskipun begitu, Bahr Yusuf bagi kami
tetap indah karena sejarahnya.
Setelah mengambil gambar,
perjalanan kami lanjutkan ke makam sab'a Banat (Dome of seven girls) Makam 7 wanita
ini adalah mereka yang terlibat langsung dalam peperangan, dan ada 3 di
antaranya adalah wanita non muslim yang menyamar. Adapun ketujuh makam yang ada
di sab'a Banat ini tidak ada nama disetiap
makam.
Salah satu riwayat
mengatakan : Ketujuh wanita tersebut tinggal di Dier (Gereja), dan membantu
tentara-tentara Islam ketika perang melawan tentara Rum. Mereka menyamar
sebagai tentara, mereka memasakkan makanan dan menyuplai air minum kepada
tentara Islam. Tapi ketika syahid, dan saat dibuka penutup kepalanya baru ketahuan
kalau mereka adalah wanita. Maka di makamkanlah mereka di bumi Bahnasa dan disebut
dengan makam saba'a Banat (Dome of seven girls).
***
Di sab'a Banat, sewaktu
kami baru sampai dari Cairo.
Kami melihat banyak orang Mesir yang berguling-guling di padang pasir yang letaknya persis di belakang
makam. Kami yang baru datang tidak tahu akan maksudnya. Kami hanya bertanya,
"Lah, orang itu kenapa berguling-guling?". Tapi ini hanya pertanyaan
yang tak ada jawaban.
Akhirnya, setelah
keliling berziarah, sampailah kami di sab'a Banat,
sebagai tempat terakhir yang kami ziarahi. Seorang di antara kami sambil
tersenyum berkata, "Siapa yang mau cepat punya anak? Coba guling-guling di
pasir itu. Di pasir itu kalau kita guling-guling, yang belum punya anak, insya
Allah akan cepat punya anak. Yang belum nikah, insya Allah akan cepat
nikah."
Perkataan itu tidak kami
percaya dan menganggapnya sebagai lelucon saja. Karena yang menyampaikannya pun
sambil tersenyum. Tapi teman yang menyampaikannya itu tetap mengulangi perkataannya, agar
ada yang mau mencoba dan merasakan keajaiban di tempat itu.
Ternyata teman kami
sedang berbagi pengalaman. Karena pernah sekali waktu membawa jamaah dari Singapore
sekitar 50 orang. Datang dari Singapore
dan sengaja untuk ke Bahnasa. Dan kesemua orang itu berguling-guling di pasir
(Belakang makam sab'a Banat). Karena menurut
mereka, bahwa di tanah itu punya keajaiban dan berkhasiat. Dan, salah satu
khasiatnya adalah dari debu-debunya, atas izin-Nya, bisa menyembuhkan penyakit.
Dan semakin seru, ketika
guide yang mengantar kami kesana pun ikut mencobanya. Karena diapun penasaran
ingin membuktikan, karena juga baru kali pertama didengarnya. Dan apa yang
dirasakannya pun sama seperti yang lainnya. Bahkan kata dia, "Habis di guling-gulingkan rasanya badan
ringan". Keajaiban di tempat ini menjadi salah satu bukti, sungguh Allah Maha Besar dengan segala ciptaan-Nya.
Orang Mesir sendiri menjadikan
tempat yang penuh keberkatan ini sebagai tempat untuk beriktiar. Dan, tak heran
jika tempat itupun ramai dikunjungi oleh penduduk Mesir sendiri, yang berasal
dari daerah-daerah dan melihat mereka berguling-guling.
Setelah acara
guling-guling dan foto bareng. Kami kembali melanjutkan perjalanan pulang
menuju Cairo. Alhamdulillah .. Ziarah makam Auliya selesai. Kami merasa sangat beruntung bisa mengunjungi
tempat di mana banyak makam sahabat Rasulullah SAW di tanah Bahnasa ini.
Semoga perjalanan kami
bukan sekedar perjalanan yang tanpa makna,
tapi lebih agar bisa menjadi iktibar atas semangat juang yang dimiliki oleh
para sahabat Rasulullah dalam memperjuangkan kejayaan Islam.
*NB : Catatan 7 Maret 2014
No comments:
Post a Comment