Kemarin,
sepulang dari pasar H-10. Kami bertemu beberapa orang yang berkulit
hitam pake "pekat", dengan baju seragam putih hitam. Orang itu entah
dari Bangsa mana, yang pasti itu bukan orang Indonesia.
Kami
memperhatikan mereka begitu asyiknya menikmati jus-jus yang ada di
tangannya. Namun, tiba-tiba salah seorang bocah yang berada disamping
saya berkata,
"Orang itu pintar pilih bajunya"
"Kok pintar ?" tanyaku
"Iyalah, coba Mama bayangkan kalau orang itu pake bajunya hitam-hitam, Mama memangnya bisa lihat muka orang itu ?"
"$^$^&******$% .. Akhh ada aja seh, ya bisalah. Kan masih beda juga, mana baju mana muka"
Dan, jawaban saya malah membuat kedua bocah itu tertawa. Untuk lebih
menghangatkan suasan yang memang sudah panas, ya saya ikut tertawa. Tapi
bukan menertawai orang berseragam putih hitam itu.
Saya
tertawa mengingat kepolosan bocah-bocah yang berada disamping saya.
Sambil menggumam dalam hati, "Akhh ini anak-anak, lama-lama
menghilangkan tulang muka saya. (Bahasa Bugisnya, Mesa matu nalai buku
rupakku). Yang dalam bahasa Indonesia yang tepat ''mempermalukan".
No comments:
Post a Comment