Wednesday, August 28, 2013
Tuesday, August 20, 2013
Evakuasi, Dua Rasa
Setelah Revolusi 25 Januari 2011, kini Mesir kembali bergolak. Evakuasi
pun kembali ramai dibahas oleh setiap Negara yang memiliki warga. Dan
beberapa Negara sudah melakukan evakuasi pada warganya. Termasuk
Thailand dan Malaysia. Thailand melakukan evakuasi pada hari minggu dan
kemudian disusul oleh Malaysia.
Kini, Indonesia pun akan menyusul melakukan evakuasi. Dan proses evakuasi sudah dimulai dengan cara pendataan kepada warga Negara Indonesia yang ingin ikut dalam evakuasi. Pendataan ini dilakukan tidak lebih dikarenakan, dikalangan Masisir sendiri masih banyak yang enggan untuk dievakuasi dan mempunyai alasan sendiri-sendiri.
Juga, karena evakuasi kali ini berbeda dengan evakuasi sebelumnya. Jika, pada tahun 2011, warga Negara Indonesia dievakuasi dengan catatan setelah Mesir kembali aman, Pemerintah akan menfasilitasi warganya untuk kembali lagi ke Mesir. Dan kali ini evakuasi hanya akan dilakukan dengan rincian sekali jalan saja (one way) ke Jakarta. Sehingga bagi warga yang ingin dievakuasi dengan syarat tersebut diperbolehkan untuk mendaftarkan diri.
Kembali bercerita dengan topik "evakuasi". Bagi saya, selalu saja ada hal yang membuat hati saya mengharu biru. Karena kabar evakuasi tidaklah menjadi kabar yang selalu menyenangkan buat saya. Tetapi bukan berarti saya tidak ingin meninggalkan Mesir yang sedang dalam keadaan bergolak ini. Saya sendiri punya alasan yang tidak membuat saya harus senang dengan evakuasi.
Kini, Indonesia pun akan menyusul melakukan evakuasi. Dan proses evakuasi sudah dimulai dengan cara pendataan kepada warga Negara Indonesia yang ingin ikut dalam evakuasi. Pendataan ini dilakukan tidak lebih dikarenakan, dikalangan Masisir sendiri masih banyak yang enggan untuk dievakuasi dan mempunyai alasan sendiri-sendiri.
Juga, karena evakuasi kali ini berbeda dengan evakuasi sebelumnya. Jika, pada tahun 2011, warga Negara Indonesia dievakuasi dengan catatan setelah Mesir kembali aman, Pemerintah akan menfasilitasi warganya untuk kembali lagi ke Mesir. Dan kali ini evakuasi hanya akan dilakukan dengan rincian sekali jalan saja (one way) ke Jakarta. Sehingga bagi warga yang ingin dievakuasi dengan syarat tersebut diperbolehkan untuk mendaftarkan diri.
Kembali bercerita dengan topik "evakuasi". Bagi saya, selalu saja ada hal yang membuat hati saya mengharu biru. Karena kabar evakuasi tidaklah menjadi kabar yang selalu menyenangkan buat saya. Tetapi bukan berarti saya tidak ingin meninggalkan Mesir yang sedang dalam keadaan bergolak ini. Saya sendiri punya alasan yang tidak membuat saya harus senang dengan evakuasi.
Monday, August 19, 2013
Kisah Pagi, 14 Agustus
Dari kemarin malam hingga pukul 13.00 siang tadi, saya masih terjaga. Pukul 11.00 am (clt) AA turun beli ful medames untuk sarapan. Beberapa menit kemudian AA datang membawa ful dllnya. Kemudian kami sarapan sambil menonton TV. Kami menonton TV siaran live dengan beberapa channel yang selalu diganti-ganti. Kami sedang menyaksikan pembubaran demonstran di An Nahdhah dan di Rab'ah Al Adawiyah.
Seperti biasa, saat kami makan Adam pasti banyak bercerita atau bertanya ini dan itu. Sepertinya itu menjadi salah satu cara Adam, agar makanan yang masuk di perutnya tidak banyak.
Dan pagi tadi, saat kami sedang menikmati ful, tiba-tiba Adam bertanya, "Ma, orang Mesir kenapa bunuh orang Mesir ? kan huwwah huwwah, leih keda ?"
Mendengar pertanyaan Adam, saya tak mampu untuk memberinya jawaban. Saya tak mampu bukan karena tidak bisa, tapi saya bingung untuk menjelaskannya kepada Adam. Sementara saya sadar, apa yang akan saya katakan sebagai jawaban pertanyaannya nanti belum tentu Adam mengerti. Akhirnya saya memilih untuk tidak menjawabnya. #Mama Kuttu.
Belum juga pertanyaan Adam terjawab. Beberapa menit kemudian Adam kembali bertanya. Ketika di TV sudah terlihat para syuhada berjajar dengar tubuh yang berlumur darah.
"Ma, yang mati itu Bapak-bapak, kan ?"
"Iya" jawabku singkat
"Kalau yang Bapak-bapak itu ada anaknya, kan Ma ?"
"Hmm .. Mungkin ada yang ada, mungkin juga ada yang tidak ada. Kenapa ?"
"Oh, kasihan kan, Ma. Bapaknya mati, pasti anaknya menangis"
"Iya, kasihan. Kita berdoa saja ya. Semoga Mesir kembali aman biar tidak lagi ada orang yang mati, dan tidak ada anak kehilangan Bapaknya, ya".
"Iya, Ma. Kasihan kan."
Saturday, August 10, 2013
Maaf, Untukmu & Untukku Untuk Kita Semua
Maaf |
Saat ini sedang hangat-hangatnya buat kita untuk bermaaf-maafan. Hal yang biasa
kita lakukan saat menyambut bulan Suci Ramadan, dan ketika hari kemenangan tiba. Bahkan beberapa hari setelah hari Idul
Fitri pun kita masih saja terus melakukannya.
Seperti yang kita tahu, memberi maaf
itu adalah cara membebaskan seseorang dari kesalahan yang pernah diperbuatnya. Namun,
maaf kadang menjadi kata yang sangat
mudah untuk diucapkan. Tetapi sulit untuk kita buktikan kebenarannya.
Keadaan ini tidak bisa dipungkiri. Betapa pun seringnya kita meminta maaf, betapa pun menyentuhnya cara kita saat memohon sebuah kemaafan, dan betapa pun indahnya kalimat-kalimat yang kita sususn sebagai bentuk penyesalan yang pada akhirnya kita ucapkan. Ternyata masih kadang dijumpai kata-kata permohonan maaf itu hanya sekedar ucapan pemanis di bibir saja.
Mengucapan maaf seakan hanya sekedar mengucapkannya saja karena sudah menjadi kebiasaan, ritual, tradisi, anjuran , dan mungkin karena terpaksa demi menyelesaikan sebuah masalah, atau terpaksa karena tidak ada pilihan lain.
Keadaan ini tidak bisa dipungkiri. Betapa pun seringnya kita meminta maaf, betapa pun menyentuhnya cara kita saat memohon sebuah kemaafan, dan betapa pun indahnya kalimat-kalimat yang kita sususn sebagai bentuk penyesalan yang pada akhirnya kita ucapkan. Ternyata masih kadang dijumpai kata-kata permohonan maaf itu hanya sekedar ucapan pemanis di bibir saja.
Mengucapan maaf seakan hanya sekedar mengucapkannya saja karena sudah menjadi kebiasaan, ritual, tradisi, anjuran , dan mungkin karena terpaksa demi menyelesaikan sebuah masalah, atau terpaksa karena tidak ada pilihan lain.
Tuesday, August 6, 2013
Baju Baru Tidak Penting
Ramadan ke-28. Selepas makan sahur dengan menu
pilihan anak-anak yaitu full dll nya. Kami duduk santai sambil menonton TV. Seperti
biasa kami melihat channel Al-Jazirah yang meliput para demonstran yang berada
di Rab'ah Al Adawiyah, sedang melakukan shalat Qiyamul Lail. Kami senang
melihat channel itu khusus untuk melihat orang-orang yang sedang shalat, dengan
imam bergantian yang suaranya merdu, mendayu, sendu, yang sering membuat bulu
kuduk berdiri.
Sambil menonton, saya mengingatkan Adnan dan
Adam, kalau sebentar lagi Ramadan akan berlalu dan hari kemenangan tiba (Idul
Fitri). Sayapun tak lupa untuk memberi pujian kepada Adam, karena hingga masuk
hari ke-28 Ramadan puasanya belum ada yang bolong.
Saya sebagai ibunya pasti merasa senang,
karena, meskipun puasa untuk seumur Adam belum wajib baginya, tapi setidaknya
dengan berpuasa sejak dini bisa mengajarkannya untuk menahan lapar dan dahaga
terlebih belajar "bersabar". Bersabar untuk tidak tergoda saat
melihat menu buka puasa buatan mamanya, yang yummy. Dan untuk bersabar menahan
diri terhadap sesuatu yang lebih, tunggu Adam lebih besar lagi .. :D
Setelah memuji Adam, saya bertanya pada
keduanya.
"Lebaran sebentar lagi nih, ada tidak yang
mau beli baju baru, kan
belum ada baju baru ? "
"Boleh, kalau mama mau belikan" Jawab
Adam.
"Kalau mama tidak belikan, bagaimana ?"
"Ya tidak apa-apa, kan tidak penting beli baju barunya."
"Bettuul, tidak apa-apa ?"
"Iyalah, saya kan masih ada baju di lemari, pakai itu saja"
"Ya sudah, berarti lebaran nanti kita
tidak ada pakai baju baru, semua yaa"
"Iya, tapi lebaran saja, nanti kalau saya
sudah mau sekolah baru beli baju barunya,
celana, tas dan sepatu baru. Iya kan Adnan ?"
"Lah, kok malah banyak yang mau dibeli,
bukan baju saja ?"
"&#^$$#@*&^%^%$ J"
Adam tak ada comment lagi, semantara Adnan cuma
bisa bilang "itu kan
terserah mama, tapi saya tidak usah beli baju sekolah, karena baju kemarin
masih bagus, tas juga, sepatuku juga masih baru". J
Alhamdulillah .. Baju baru yang kadang dibeli
khusus untuk menyambut hari Raya Idul Fitri tidak dikenal baik, dan tidak
menjadi "harus" oleh keduanya.
Hal ini memberi nilai plus bagi mereka berdua,
dan plus plus bagi saya sebagai Ibunya yang memang tidak menyediakan "budget" untuk baju lebaran. *Miskin 'Boo*
Dan buat Adam, cukuplah pujian, ciuman dan
pelukan dari mamanya menjadi reward untuknya. Karena sudah mau belajar berpuasa
di bulan Ramadan. Semoga saat tiba waktunya nanti. Saat berpuasa di bulan
Ramadan sudah wajib untuknya, Adam tidak lagi susah untuk melakukannya. Bravo buat
Adam .. !!!
Subscribe to:
Posts (Atom)