Dulu, kalau saya mendengar seorang Ibu mengatakan, "Lebih baik saya yang sakit daripada anakku". Dalam hati saya berkata, "Akhh ye ibu'E talliwe-liwe mani sedding yangkalinga mantaji Ibu. Tongeng mua ga je". Seakan kata-kata dari seorang yang bergelar Ibu saya sangsikan.
Mungkin, saya sangsikan karena saat itu perasaanku belum seperti perasaan seorang Ibu. Atau mungkin karena sifat keibuan saya belum tumbuh dalam hati, walaupun saya juga seorang wanita.
Waktu terus berputar. Hingga akhirnya saya menyandang gelar Ibu untuk anak-anak saya. Dengan gelar Ibu secara otomatis sifat keibuan pun melekat dan tumbuh dalam hati. Kasih sayang, cinta, serta kerelaan berkorban untuk sang buah hati menjadi sifat paling mendominasi hati seorang Ibu.
Saya kembali mengingat akan kata-kata sang Ibu. Dan kata-kata itu tak lagi saya sangsikan. Bahkan kata-kata itu telah menyadarkan saya dari satu kekeliruan. Kini saya sangat yakin bahwa seorang Ibu akan selalu rela berkorban untuk buah hatinya. Bahkan, seorang Ibu akan sanggup mengorbankan nyawanya demi buah hatinya. Ibu Oh Ibu .. !!!
Dan .. Jika dulu saya hanya mendengarkan seorang Ibu mengatakan, "lebih baik saya yang sakit daripada anakku". Saat ini pun saya yang mengatakan, "Andai bisa, lebih baik saya yang disuntik berkali-kali daripada anakku yang harus bersentuhan dengan jarum suntik".
uhuyyyy blogny oceeee
ReplyDeletekeep writing
Masih belajar, bebep. Thanks untuk semangatnya. :)
Delete