Sejak kecil aku bercita-cita ingin pergi ke tanah suci. Walaupun saat itu belum tahu betul apa itu tanah suci? Untuk apa kita berangkat haji ? Dan apa itu Ka’bah ?. Pokoknya aku mau ke tanah suci. Bahkan selalu mengatakan pada ibuku, bahwa suatu hari nanti aku ingin Ibu berangkat haji dari hasil keringatku sendiri. Saat ibuku mendengarnya, beliau hanya mampu tersenyum sambil meng’amin’kan kata-kataku.
Jika orang lain mendengar keinginanku dan melihat keadaan ekonomi
keluarga kami saat itu, sudah bisa dipastikan mereka hanya akan
menertawakanku. Tapi, meskipun mereka menertawakan, tak pernah sekali aku mau membuang jauh-jauh cita-cita itu. Aku selalu yakin bahwa suatu
saat, atas izin Allah pasti akan menginjakkan kaki di tanah Haram-Nya,
yaitu Makkah al-Mukarramah, dan yakin bahwa keinginan untuk
memberangkatkan Ibuku ke tanah suci akan Allah kabulkan, entah itu cepat atau
lambat, karena ini adalah doa serta keinginan terindahku untuk seorang Ibu. Ibu yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkanku penuh kasih sayang.
Cita-cita serta keyakinan yang aku miliki sejak kecil terbawa hingga aku dewasa. Dan semua itu yang menjadi pendongkrak semangatku untuk bekerja.
Sayang, aku hanya mampu bekerja selama kurang lebih empat tahun. Selama kurun
waktu bekerja, gajiku tidak ada yang tersisa untuk menjadi tabungan Ongkos Naik
Haji (ONH). Bahkan gaji yang kuterima tiap bulan hanya cukup untuk menghidupi
diri sendiri. ..*Gatot deh*
Tak punya uang tabungan,
surutkah cita-cita itu? Tidak!. Meskipun tidak memiliki tabungan, tapi aku
tidak pernah putus asa. Sebab aku selalu yakin bahwa Allah punya rencana yang
jauh lebih indah dari apa yang sudah hamba-Nya rencanakan.
Tahun 2000 saya menikah dan langsung diboyong ke Mesir oleh suami. Di tahun 2002, saya berangakt ke tanah suci untuk memenuhi panggilan-Nya. Saya berangkat bersama suami dan bayi pertamaku (Adnan) yang saat itu masih berumur 4 bulan, dan lahir secara cesar. Beberapa tahun kemudian Ibu mertua dan Ibuku pun menyusul menginjakkan kakinya di tanah Haram memenuhi panggilan-Nya menjadi tamu Allah .. :)
Tahun 2000 saya menikah dan langsung diboyong ke Mesir oleh suami. Di tahun 2002, saya berangakt ke tanah suci untuk memenuhi panggilan-Nya. Saya berangkat bersama suami dan bayi pertamaku (Adnan) yang saat itu masih berumur 4 bulan, dan lahir secara cesar. Beberapa tahun kemudian Ibu mertua dan Ibuku pun menyusul menginjakkan kakinya di tanah Haram memenuhi panggilan-Nya menjadi tamu Allah .. :)
“Labbaik Allahumma
Labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal
Mulk laa syarika laka”.
To Be Continue ............ !!! .. :)
To Be Continue ............ !!! .. :)
***
Alhamdulillah .. Cita-citaku ingin menginjakkan kaki di tanah Haram-Nya tercapai. Begitupun dengan cita-cita untuk memberangkatkan Ibuku, juga Ibu mertua ke tanah Suci. Bahagia rasanya. Kini, meskipun aku sudah melaksanakan Ibadah haji, masih tetap dan terus berdoa, semoga masih bisa kembali menginjakkan kaki di tanah Haram-Nya. Amin ya Rabb! .. *Rindu hati ini selalu*
No comments:
Post a Comment