Tuesday, April 23, 2013

Kue Cintaku



Sejak sudah melahirkan anak ketiga, saya sangat jarang menyibukkan diri di dapur untuk membuat kue. Rasa malas selalu saja menyerangku. Belum lagi waktuku lebih banyak untuk si baby, dan masih seringnya ketiduran saat menyusui. Juga lebih cepat merasa cape, padahal saya hanya mengurus si baby.

Pagi itu, saya bangun lebih cepat dari biasanya. Saya menyiapkan bekal ke sekolah untuk Adnan dan Adam, juga menyiapkan sarapannya. Setelah semua selesai,  saya lanjut menyibukkan diri di dapur.

Tiba-tiba ada keinginan untuk kembali bersibuk ria mencampur terigu, gula dan telur. Yang sebelum melahirkan anak ketiga sering kulakukan. Namun, saat itu saya sekedar mencampur saja, tidak tahu mau buat kue apa. 

Dan setelah hampir sejam kue saya pun jadi. Dikarenakan kue yang saya buat tidak tau apa namanya jadilah saya menamakannya KUE CINTA. Saya memberinya nama sesuai bentuknya saja. :D 

Doc sendiri

Hmmm .. Lihat bentuknya kayaknya enak kan ? Kalau di lidah saya memang enak, kata suamiku juga demikian, apalagi kata anak-anakku. Intinya .. apapun yang saya buat ketiga bodyguardku pasti akan selalu memujinya. J

So ... Penasaran ? Yuk akh lihat resepnya ..!!!

Bahan:
Terigu 2 gelas
Gula pasir ½ gelas
Telur ayam 2 butir
Pisang 2 buah
Keju
Susu cair/santan  1 gelas
Hamirah (pengembang) ½ sdt

Cara Buatnya :
Telur, gula pasir di kocok, kemudian masukkan terigu sedikit demi sedikit sampai habis, aduk hingga rata, masukkan pisang yang sudah dihaluskan aduk lagi, masukkan hamirah. Aduk lagi hingga rata, diamkan selama kurang lebih 30 menit. Setelah agak mengembang masukkan adonan di cetakan yang sudah disediakan, bubuhi keju di atasnya. Setelah selesai masukkan di oven selama kurang lebih 15 menit (tunggu hingga matang), kemudian angkat dan sajikan.

Gampang kan ?  Selamat mencoba resep KUE CINTA ku. 

Saturday, April 20, 2013

Untuknya, Untukku & Untuk Semua ''Selamat Hari Ibu''


Ya ALLAH! Ampunilah segala dosaku & dosa kedua ibu bapakku. Kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihaniku sejak kecil lagi.

Pertama :
Ku ingin mengucapkan SELAMAT HARI IBU,untuk seorang wanita yang telah mengandung, melahirkan, membersarkan, serta mendidikku dengan penuh kesabaran cinta dan kasih sayang.Dia adalah IBUNDAKU tercinta, LUV Uuu EMMA.

Kedua :
Ku ingin mengucapkan SELAMAT HARI IBU, untuk diriku sendiri yang sudah masuk 10 thn menyandang title 'DRA= Di Rumah Aja. Sebuah title yg sangat tidak keren, tapi ternyata sangat sulit untuk menjalankannya. Tak heran jika saat ini banyak wanita yang gagal jadi seorang IBU yang bertiltel 'DRA" .  Dan berbanggalah bagi wanita yang bisa punya title tersebut . Karena kalian adalah wanita tangguh, yang tak pernah kenal lelah. Untuk melakukan semua tugas-tugas yang tak ada habisnya. Yang pembayaran gajinya tidak ada hitam diatas putih. Tapi jangan berkecil hati karena sadar ataupun tak sadar, ternyata GAJI seorang DRA jauh lebih tinggi dan lebih banyak. Maka tetaplah ikhlas untuk bekerja .. ~Ini namanya menyemangati diri sendiri~ 

Tutut Bukan Mbak Tutut, Bojo Bukan Suami



Tutut..tutut..kata ini mungkin mengingatkan kita dengan seorang ibu yang bernama Siti Hardiyanti Rukmana, yang akrab di panggil Mbak Tutut. Namun yang aku maksudkan bukan mbak Tutut, tapi nama salah satu makanan dari kampung, yang mungkin tak semua orang tahu. Hehehe

Makanan ini kalau dikampungku namanya BOJO, yang agak besar. Tapi kata bojo jangan ingat BOJO dalam bahasa Jawa, karena bojo dalam bahasa Jawa artinya misua or suami,,Hehehe. Sedangkan yang kecil namanya CUCO, tapi kata temanku yang orang Sunda bilang kalau itu namanya TUTUT *bagus sekali namanya* Dan bahasa Indonesianya keong sawah *semoga bahasa Indonesiaku masih benar*..:). Sedangkan di daerah lain aku gak tau namanya apa...*???* :D~

Wednesday, April 17, 2013

Too Good To Be True


         Sejak kecil aku bercita-cita ingin pergi ke tanah suci. Walaupun saat itu belum tahu betul apa itu tanah suci? Untuk apa kita berangkat haji ? Dan apa itu Ka’bah ?. Pokoknya aku mau ke tanah suci. Bahkan selalu mengatakan pada ibuku, bahwa suatu hari nanti aku ingin Ibu berangkat haji dari hasil keringatku sendiri. Saat ibuku mendengarnya, beliau hanya mampu tersenyum sambil meng’amin’kan kata-kataku. 
Jika orang lain mendengar keinginanku dan melihat keadaan ekonomi keluarga kami saat itu, sudah bisa dipastikan mereka hanya akan menertawakanku. Tapi, meskipun mereka menertawakan, tak pernah sekali aku mau membuang jauh-jauh cita-cita itu. Aku selalu yakin bahwa suatu saat, atas izin Allah pasti akan menginjakkan kaki di tanah Haram-Nya, yaitu Makkah al-Mukarramah, dan yakin  bahwa keinginan untuk memberangkatkan Ibuku ke tanah suci akan Allah kabulkan, entah itu cepat atau lambat, karena ini adalah doa serta keinginan terindahku untuk seorang Ibu. Ibu yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkanku penuh kasih sayang.

Tuesday, April 16, 2013

Jejak Para Penjaga Hati


Tentang kisah cinta tidak selalunya mudah untuk kita ceritakan kepada orang lain.  Apalagi jika kisahnya membuat kita berurai air mata.  Namun, ketika keberanian itu ada, tak jarang kita akan menceritakannya dan menjadikan kenangan dalam bentuk tulisan.  

Kisah cinta yang menyedihkan, atau kisah yang manis, jika sudah berlalu cukuplah menjadi kenangan. Tidak perlu selalu dikenang agar tidak membayangi setiap langkah. Masa lalu tetaplah masa lalu, hari esok adalah untuk masa depan menuju bahagia. :)

*** 

Pasangan kita setia? Kekasih kita penurut? Suami atau istri kita tak mungkin selingkuh? Jangan salah, sadar atau tidak, percaya atau tidak, ternyata godaan kesetiaan itu begitu dekat di sekitar kita.

Buku ini menguak suara hati para penjaga hati. Bagaimana perjuangan mereka untuk menjaga kesetiaan, apa saja yang membuat pasangan itu akhirnya tergelincir dalam kubangan perselingkuhan. Apa dan bagaimana mereka melalui ujian ini, baca yuk! buku *Jejak Para Penjaga Hati*




Antologi kedua








Bubur Manado



Pernah dengar tempat wisata Pantai BUNAKEN ? Tempat wisata ini terletak di Sulawesi Utara. Pantai Bunaken merupakan salah satu tempat wisata pantai yang keindahannya sangat menakjubkan.

Pantai Bunaken pun menjadi tempat wisata unggulan bagi Manado. Karena merupakan wisata bawah laut *Diving*. Pesona Bunaken memang eksotik dan alami. Dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Mendengar cerita dari teman yang pernah berkunjung ke sana. Rasanya ingin juga mengunjungi tempat itu, dan pastinya ingin menikmati pesona keindahan wisata pantai Bunaken yang eksotik dan alami.

Meskipun jujur, tempat wisata yang ada di kota ku sendiri pun masih banyak yang tak saya kunjungi. Tapi, untuk mengunjungi tempat wisata di kota lain pun bukan hal mustahil, bukan ?

Friday, April 12, 2013

Lunch dengan Menu Sup Cinta



Setelah beberapa hari merawat 1 orang pasien yang lumayan rewel. Akhirnya pasien saya pun sembuh dari sakitnya. Alhamdulillah ... !!!

Namun, meskipun sudah sembuh pasienku tetap masih rewel. Hanya saja rewelnya sudah bukan rewel yang mau membuat jantung saya copot.

Rewelnya itu hanya minta dibuatkan ini dan itu. Dan tadi siang minta dibuatkan "sup". Dengan senang hati saya pun memenuhi permintaannya. Tidak lama kemudian, dengan hitungan menit supnya sudah siap.

Seperti biasa, meskipun saya bukan koki handal tapi racikanku masih selalu mendapat pujian dari 3A*Ammu, Adnan & Adam*. Walaupun pujian itu sering kali saya sangsikan. Apakah itu benar atau hanya pemanis di bibir saja .. :D

Dan saat sup hangat itu sedang kami nikmati, tiba-tiba pasien saya bilang,

Pasien :"Supnya enak sekali".
Saya : "Ya pasti donk, itu sudah masakan saya paling ikh...." :)

Belum selesai ucapanku. Adnan pun ikut berkomentar. "Mama masaknya dengan cinta"

Mendengar kata "cinta" Adnan, saya jadi kaget. Tapi kemudian Adnan kembali melanjutkan kalimatnya.

"Karena Mama selalu memasak untuk anak-anak sayangnya".

Saya pun tersenyum. Sembari berdoa dalam hati. Semoga Anak-anakku semakin mengerti akan arti "cinta & kasih sayang seorang Ibu untuk anak-anaknya". Meskipun mama'nya tidak pernah berucap CINTA. :)

Thursday, April 4, 2013

IBU Oh IBU



Dulu, kalau saya mendengar seorang Ibu mengatakan, "Lebih baik saya yang sakit daripada anakku". Dalam hati saya berkata, "Akhh ye ibu'E talliwe-liwe mani sedding yangkalinga mantaji Ibu. Tongeng mua ga je". Seakan kata-kata dari seorang yang bergelar Ibu saya sangsikan.

Mungkin, saya sangsikan karena saat itu perasaanku belum seperti perasaan seorang Ibu. Atau mungkin karena sifat keibuan saya belum tumbuh dalam hati, walaupun saya juga seorang wanita.

Waktu terus berputar. Hingga akhirnya saya menyandang gelar Ibu untuk anak-anak saya. Dengan gelar Ibu secara otomatis sifat keibuan pun melekat dan tumbuh dalam hati. Kasih sayang, cinta, serta kerelaan berkorban untuk sang buah hati menjadi sifat paling mendominasi hati seorang Ibu.

Saya kembali mengingat akan kata-kata sang Ibu. Dan kata-kata itu tak lagi saya sangsikan. Bahkan kata-kata itu telah menyadarkan saya dari satu kekeliruan. Kini saya sangat yakin bahwa seorang Ibu akan selalu rela berkorban untuk buah hatinya. Bahkan, seorang Ibu akan sanggup mengorbankan nyawanya demi buah hatinya. Ibu Oh Ibu .. !!!

Dan .. Jika dulu saya hanya mendengarkan seorang Ibu mengatakan, "lebih baik saya yang sakit daripada anakku". Saat ini pun saya yang mengatakan, "Andai bisa, lebih baik saya yang disuntik berkali-kali daripada anakku yang harus bersentuhan dengan jarum suntik".