Monday, February 24, 2014

Akhirnya TTJ



Menulis itu seperti bermain kungfu. Anda tidak akan pernah menjadi jago kungfu meski seumur hidup menonton Jacky Chan atau Jet Lee tanpa berlatih kungfu. *Helvy Tiana Rosa*

Kalimat ini saya dapatkan dari seorang teman. Saat menginginkan saya untuk mengikuti salah satu audisi menulis yang diadakan oleh Hamasahputri sejak 18 Maret 2011 hingga 18 April 2011, dengan tema “Ketika Buah Hati Sakit”. Baru saja dia menawarkan audisi menulis tersebut, saya langsung mengatakan, saya tidak bisa menulis. Namun dia tetap ngotot agar saya mencobanya terlebih dahulu, baru boleh mengatakan tidak bisa.

Sunday, February 23, 2014

Bawang Merah Untuk Turunkan Demam


Google Images

Sebagia Ibu, kadang langsung panik saat anak-anak kita sedang demam. Dan, kita pun langsung mencari obat penurun panas di apotik. Parahnya, kadang kita langsung saja memberikan obat tersebut tanpa melalui resep dokter. Ini sudah menjadi kebiasaan dan sering terjadi. Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tak ada salahnya, saat anak demam kita coba obat tradisional seperti dibawah ini.
 
 ***

Ramuan tradisional dapat digunakan untu perawatan bayi, salah satunya yaitu bawang merah yang mengandung berbagai zat seperti vitamin C, sulfur, kalsium dan fosfor Adapun manfaatnya:
 

1. Menurunkan demam. Caranya dengan mengoleskan parutan bawang merah yang dicampur dengan minyak penghangat di dada

2. Menangani perut kembung dengan mengoleskan bawang merah yang dihaluskan di bagian perut

3. Membantu mengatasi batuk dan pilek dengan mengoleskan parutan bawang merah di perut , dada dan penggung. (tabloidnakita)


Sumber  : FB


Cussons Mum & Me Indonesia



Saturday, February 22, 2014

Setelah Ngerumpi



Setelah beberapa hari lalu cukup kaget mendengar suara tembakan. Hingga masih melihat di chanel Al Jazirah, demo yang masih saja menelan korban. Saya dan Adnan pun ngerumpi alias cerita-cerita lepas. Dan, seperti inilah hasil ngerumpinya.

***
Saya : Yaa, Mesir jadi terasa tidak aman begini ya. Suara tembakan jadi sering kita dengar, demo tak ada henti-hentinya. Kalau begini jadi mau pulang cepat ke Indonesia.

Adnan : Kenapa kita mau pulang, kita di sini aja, biar saya sekolah. Mesir aman, Ma. Kan ada dalam Al-Quran  ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ

Saya : Artinya ?
Adnan : Masuklah kamu ke Mesir, Insya Allah aman.
Saya : Wah, keren, tahu artinya juga ternyata. Tapi yang demo-demo ini, kita tidak tahulah, ya, apa mereka benar atau salah.

Adnan : وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚإِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Saya : Kalau ayat itu apalagi artinya?
Adnan : Artinya itu, Ma. Maksudnya yang batil itu pasti hilang, Ma.
Saya : Lah, kok artinya cuma pendek, ayatnya kan panjang?
Saya : Artikannya yang lengkap, biar Mama tahu. Artikan dengan bahasa Arab saja!
Adnan : Eh, Mama. Bagimana mau di bahasa Arab, kan itu sudah bahasa Arab.
Saya : Upss .. Iya yaa .. Mama salah ngomong, nih. #Tutup muka. :D

Pertanyaan saya membuat Adnan bingung untuk menjelaskannya dalam bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesianya lumayan blepotan. Jadilah ayatnya dicari di internet, dan saya disuruh baca tuh artinya. Padahal, saya tahu, kok, artinya. Cuma ngetes aja. Kali aja dia cuma hapal ayatnya tapi tidak tahu artinya. Tapi, ternyata Adnan sangat tau dan mengerti ayat yang dibacanya #Alhamdulillah, saya kan jadi senang. Hehehe

Monday, February 17, 2014

Inbox Peringatan



Tanggal, 10 Februari 2014, tepatnya pada pukul 4.00 dinihari. Saya buka FB dan membaca satu pesan inbox, pengirimnya adalah adik kandung saya yang tinggal di Batam.

Inbox tersebut mengabarkan tentang kematian Om saya. Saudara laki-laki Ibuku yang sulung. Membaca inbox itu saya hanya bisa menarik napas panjang sambil berucap, Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Dan, tanpa terasa butir-butir bening pun sudah membasahi pipi.

Saya tiba-tiba sedih. Dari tahun 2000 sampai sekarang, saya meninggalkan kampong halaman tercinta. Pergi mendampingi suami yang masih dalam proses menyelesaikan studynya di Cairo. Sejak itu pula sudah 5 keluarga dekat saya yang meninggal. Dan tidak satu pun yang bisa saya antarkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Kelima orang itu adalah, pertama, ayah saya, yang meninggal tahun 2003. Tahun itu adalah tahun terakhir saya bertemu. Dan, waktu itu, meskipun ayahku baru mulai sembuh dari sakitnya, beliau tetap memaksakan diri untuk mengantar saya ke airport ketika saya akan kembali lagi ke Cairo. Tiga bulan saya di Cairo, ayah saya meninggal.

Sedang kedua, ketiga, keempat dan kelima adalah saudara kandung ibuku (2 laki-laki, 2 perempuan), kematian mereka hanya beda tahun saja. Yang keempat dan kelima ini (saudara laki-laki Ibuku), terakhir saya ketemu tahun 2009, ketika saya kembali ke Indonesia karena ada urusan.

Sejak saya menginjak masa remaja hingga selepas menikah. Seperti biasa, saya memang malas untuk bersilaturahim ke rumah keluarga. Apalagi kalau tidak ada perlu atau acara. Tapi waktu saya kembali tahun 2009, Kakak saya memaksa saya untuk bersilaturahim ke rumah keluarga(Om), karena keadaan Omku sudah sakit-sakitan.

Kata kakakku, "Sempatkanlah untuk bertemu, siapa tahu kamu tidak lagi punya kesempatan nanti. Kamu kan jauh, kita tidak pernah tahu kehendak Allah, karena Om sudah sakit-sakitan". Karena itu akhirnya saya menuruti ajakan kakak saya.

Sunday, February 9, 2014

Perjuangan Hati


Uang 100 usd sekitar 25 lembar dan beberapa lembar pecahan 50 RM dalam amplop serta selembar e-Ticket, kutemukan di pojok kursi ruang tunggu airport. Uang dan ticket itu segera kuambil, dan memasukkannya dalam tas.

Aku melangkah menjauh dari tempat dimana kutemukan uang dan e-ticket itu. Sambil berpikir, uang dan e-ticket ini aku laporkan atau tidak, ya?

Aku jadi bingung, ada inginnya melaporkan, tapi juga ketidak inginannya lebih kuat lagi. Angka nol, jumlah lembaran dollar dan RM dalam amplop itu, cukup menyilaukan mata dan hati. Benar-benar menggoda imanku.

Di tempatku berdiri, aku mulai mondar-mandir. Aku sedang berjuang untuk mengikuti satu kata hatiku.

Karena disatu sisi, hatiku berkata, "Uang ini tak usah kamu laporkan, Na. Lumayan uangnya untuk kamu gunakan beli ini dan itu. Pokoknya kamu ambil saja, ambil ambil ambil, rugi kamu kalau mengembalikannya".

Namun, di sisi lain, hatiku berkata, "Na, kembalikan uang itu kepada pemiliknya. Kasian yang punya, lagipula uang itu tidak seberapa, kok. Uang itu jika tetap kamu ambil, malah hanya akan menghalangi rezekimu yang lebih dari itu".