Thursday, June 27, 2013

Hari Pertama Adam ke Sekolah


Adam Minta di Foto
Minggu, 24 Oktober 2010 

Hari ini adalah hari yang istimewa bagi Adam, karena merupakan hari pertama masuk sekolah, yang sudah lama Adam nanti-nantikan.

Pagi ini, dengan semangat 45, Adam bersama Kakaknya*Adnan* bangun jam 05.00 a.m Clt, dan bergegas mandi, tanpa aku mengeluarkan jurus rayuan gombal, untuk menyuruhnya mandi. Adam benar-benar terlihat senang, apalagi saat melihat baju, celana, dan sepatu barunya, yang sudah lama ingin dipakainya siap di ruang tamu.

Selesai mandi, Adam langsung mengambil dan memakai seragam sekolahnya. Sedang aku menyiapkan sarapan dan bekal. Setelah semua siap, keduanya mulai sarapan. Jam 6.30 am, Adnan pamit sedang Adam masih harus menunggu, karena saya baru mau siap-siap. Kemudian tepat jam 7.00 a.m, aku & Adam berangkat dan menunggu mobil tramco, karena hari pertama belum ada mobil jemputan.

Sekitar 30 menit menunggu tramco, ternyata tak ada yang mau singgah karena semuanya penuh. Adam pun sudah mulai tidak sabar untuk berangkat, akhirnya Adam minta untuk menyetop taksi. Karena jarum jam di tanganku sudah menunjukkan jam 7.30 a.m, aku  langsung memenuhi permintaan Adam.

Setelah menyetop beberapa taksi, akhirnya ada juga yang mau berhenti dah mengantarkan kami menuju sekolah Adam *مجمع مدينة نصر النموذجي *.

Saturday, June 15, 2013

SIM DARI AYAH

Motor Mbah Google


"Ayah, pinjam motornya, saya mau ke Pekkae
"Haa, tidak usah naik motor, naik mobil saja"
"Pinjamkan lah, sebentar saja"
"Bagaimana caramu mau naik motor, sedang kamu belum lancar, siapa tau nanti ada polisi menilang"
 

Begitulah percakapan saya bersama ayah beberapa tahun silam, dalam bahasa Indonesia berdialek Bugis, ketika saya masih duduk di bangku kelas 1 SMP.

Motor Suzuki berwarna merah yang selalu parkir di bawah rumah, boleh dikatakan mau dijual 100 ribu Rupiah pun, pada masa itu tidak akan ada yang mau membelinya. Karena sudah tua sekali, lebih tua dari pemiliknya. Suara yang dikeluarkan juga lebih besar dari suara pabrik penggiling padi, benar-benar tidak menyimpan simpati.

Namun, meskipun hanya motor tua, ayah sangat menyayanginya. Tiap hari dibersihkan, dilap hingga mengkilap. Ia juga menjadi teman setia ayah untuk menikmati udara pagi atau sore hari.