Friday, June 20, 2014

Tiket Return




Saat Adnan memperlihatkan pengumuman kelulusan di Al-Azhar dan namanya dinyatakan lulus (dengan adanya tulisan "Alfu Mabruk"). Saya berucap "Alhamdulillah" ber-ulang-ulang, sambil mengusap-usap rambutnya. Saya terharu karena Adnan bisa membuktikan kepada saya, bahwa dia bisa lulus tanpa harus ikut perbaikan nilai/susulan (daur tsani).

Setelah melihat namanya, Adnan masih sibuk melihat nama dan nilai teman-temannya yang lain. Saya dan suami pun ikut serta memperhatikan nilai-nilai temannya. Dan, kemudian tiba-tiba Adnan bertanya kepada saya, yang masih dengan rasa haru berdiri di belakangnya.

"Mama, cuma bilang Alhamdulillah?"
"Lah, memang Adnan maunya mama bilang apa lagi?"
"Mama tidak bilang, mau kasi hadiah apa Adnan?" Adnan sambil tersenyum.

Dan, saya pun hanya membalas pertanyaan Adnan dengan senyuman. Saya bingung mau bilang apa lagi selain mengucapkan Alhamdulillah. Lebih bingung lagi karena saya tidak tahu harus memberinya hadiah apa.

Karena selama sekolah, yang namanya selesai imtihan (setelah imtihan dan setelah ada nilai) saya tidak pernah memberinya hadiah special. Selain mengajaknya makan di KFC, RM Indonesia, atau mengajaknya ke mall beli mainan yang dia mau, itupun dengan syarat harganya murah (tidak lebih dari 10 LE).

Saya tidak sekalipun memberinya hadiah yang harganya terhitung mahal. Dalam artian mahal untuk hitungan saya, yang keadaan ekonominya tidak memungkinkan untuk membeli hadiah yang mahal-mahal.

Beberapa menit kemudian, setelah melihat nilai teman-temannya, Adnan kembali bertanya, "Jadi, mama mau kasi hadiah apa?"

Mendengar Adnan mengulangi pertanyaannya. Saya langsung menjawab, "Insya Allah, mama akan kasi TIKET RETURN buat Adnan sebagia hadiah kelulusan, hadiah pertama." Saya tersenyum sambil menahan air mata.

Jawaban saya membuat Adnan tidak percaya, sehingga Adnan berulang kali bertanya,

"Betul, Ma? Betul? Betul? Betul, Ma?"
"Ya, Insya Allah, betul. Tapi dengan syarat harus banyak bersabar dan belajar dengan baik."
"Iya, Ma."

Dengan wajah semringah Adnan kemudian berdiri dan membalikkan badannya, lalu memeluk saya dengan erat. Hari itu Adnan sangat bahagia karena keinginannya untuk tetap melanjutkan sekolah di sini (Al-Azhar), atas izin-Nya akan terkabul.

Semoga Allah memberi kami umur panjang, dan kecukupan dengan rezeki yang halal, agar kami bisa menghidupi, dan memenuhi kebutuhan anak-anak kami dalam menuntut ilmu. Amin!

Thursday, May 29, 2014

Sayur Warak Inab




Ada yang bilang, sayur daun singkong adalah sayur sejuta umat. Mungkin disebutnya begitu karena hampir semua orang tahu dan suka sayur ini. Sayur inipun ada yang bilang sayur khas dari daerah Minang, Sumatra Barat.

Semasa saya masih kanak-kanak. Saya ingat Mamaku sering memasak sayur daun singkong. Dan Mama saya lebih senang sayur daun singkongnya dikasi santan. Karena  kami semua suka kalau dimasak santan.

Sayur ini, kalau di Indonesia pasti tidak sulit untuk didapatkan. Baik yang sudah jadi atau untuk mendapatkan bahan (daun singkongnya). Beda ketika kita berada di LN, contohnya di Mesir.

Saya, sejak menginjakkan kaki di Mesir, pada tahun 2000 sampai sekarang. Belum pernah sekalipun menjumpai daun singkong. Jadi, kalau di Mesir jangan cari singkong, sebab jangan kan singkong daunnya saja tidak ada. Kalaupun ada mungkin singkong dibawa dari Saudi Arabia atau Sudan.

Nah, saat daun singkong tak ada sementara kita lagi kepingin makan sayur yang tekstur serta rasanya seperti sayur daun singkong. Maka, jangan takut, kalau ada peribahasa yang mengatakan, "Tidak ada rotan, akar pun jadi" maka buktikanlah peribahasa itu pada dunia sayuran. Hehehe

Saat tidak ada daun singkong, maka alternatifnya adalah mengganti daun singkong dengan warak inab(daun anggur). Karena daun anggur sangat mudah di dapatkan di sini(Mesir), jika sedang musim. Hehehe

Rasanya gimana? Rasanya tidak jauh beda dengan daun singkong, 11/12 jika mau dibandingkan. :D

Penasaran ingin membuktikannya? Hayuuuu coba resep ini. :)

Bahan:

    2 ikat daun anggur, (ambil daunnya)
    2 lembar daun salam
    2 lembar daun jeruk
    2 ruas jari lengkuas, memarkan
    1 liter santan
    1 sdm garam
    ½ sdt gula pasir
    minyak


Bumbu yang dihaluskan:

    1 ons  ebi, cuci bersih
    6 butir bawang merah
    5 siung bawang putih
    5 butir kemiri sangrai
    1 centimeter kunyit
    3 buah cabe merah besar, buang bijinya agar tidak terlalu pedas


Caranya Masak:

*Rebus daun anggur setengah matang, peras kemudian dipotong-potong, sisihkan
*Tumis bumbu halus, daun salam, daun jeruk dan lengkuas sampai wangi 
*Masukkan daun singkong kedalam tumisan bumbu. Aduk sampai tercampur dengan bumbu
*Kemudian masukkan santan, setelah mendidih tambahkan garam dan gula pasir, aduk dan      tunggu sampai mendidih. Angkat, sayurnya siap disajikan.

Selamat menikmati sayur dauh anggur(warak Inab) :D