Sekali waktu, Adnan pulang dari sekolah dengan membawa
secarik kertas. Kertas itu berisikan pesan dari Amidah(Kepala Sekolah).
Sesampainya Adnan di rumah, Adnan langsung menghampiri saya, yang sedang berada
di kamar mengayun adiknya, Adwan.
Dengan percaya diri dan tanpa rasa takut. Adnan memperlihatkan kertas
kecil itu, dan memberitahukan kalau dia dapat pesan dari Amidahnya. Adnan
membaca surat yang ditulis dalam bahasa Arab. Saya yang mendengarnya pun minta
Adnan menjelaskannya lagi dalam bahasa Indonesia. Penjelasan Adnan tentang
surat itu kurang lebih begini, "Tingkah lakunya di sekolah tidak baik."
Haaaa …
Saya yang mendengarkan penjelasan Adnan merasa heran. Saya bertanya
dalam hati, "Surat itu benar tidak sih isinya ?". Saya bukannya tidak
percaya dengan apa kata Kepala Sekolah, tapi saya sangat meragukan dan tidak
bisa membenarkan kalau anak saya bisa bertingkah tidak baik di sekolah. Saya
sangat menjamin akan hal itu.
Karena Adnan, jangankan mau bertingkah tidak baik di sekolah, di rumah
saja dia tidak bertingkah macam-macam. Jangankan mau bertingkah macam-macam,
bicaranya saja tidak ramai-ramai amat (cerewet).
Temannya yang mungkin agak nakal di sekolah diprotesnya, yang banyak
bicara diprotesnya. Tetapi, meskipun Adnan kadang protes temannya kalau sudah
di rumah, Adnan tidak pernah menjelekkan temannya. Jadi, saya sangat
menyangsikan akan isi surat kepala sekolahnya. Saya percaya tingkah Adnan akan
baik-baik saja.
Sementara itu, Ayahnya yang mendengar penjelasan Adnan dalam bahasa
Arab, sudah lebih dulu menari-nari. Ayahnya langsung marah. Weeww!
Melihat ayah Adnan marah, saya diam sejenak. Kemudian saya meminta Adnan
untuk kembali menjelaskan "sebab", mengapa dia dianggap berkelakuan
tidak baik pada gurunya. Sehingga diberi surat oleh kepada sekolah.
Adnan, yang anaknya memang tidak bermental baja kalau dimarahi. Ketika
mendengar ayahnya marah, airmatanya langsung menganak sungai. Sementara saya
masih saja terus mendesak Adnan, untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
Adnan, meskipun tak lagi mampu menahan airmatanya, dalam keadaan
menangis Adnan mencoba memenuhi permintaan saya. Adnan akhirnya kembali bicara.
Adnan menjelaskan sebenar kejadian yang terjadi.
Menurut Adnan, Amidah memberi surat peringatan, karena guru Arabicnya
marah kepada teman-teman se-kelas Adnan, karena tidak ada yang mau mendengarkan
guru yang menyuruhnya untuk DIAM. Teman-teman Adnan tetap saja ribut sampai
gurunya marah. Kata Adnan lagi, "Teman-teman akan diam kalau guru sudah
bicara jelek." (Jelek maksud Adnan saya kurang paham) .. :D
Setelah Adnan menjelaskan, saya kembali bertanya kepada Adnan,
"Terus Adnan juga ikut ribut ya ?"
"Tidak, Ma. Saya cuma duduk sambil pegang bukuku dan lihat
teman-temanku dimarahi."
"Terus, kok Adnan dapat kertasnya juga ?"
"Tidak tahu, Ma. Mungkin guruku sudah marah sekali, jadi langsung
melapor ke amidah, dan kita semua dikasi kertasnya. Tapi kata guruku harusnya
saya tidak dapat karena saya tidak ribut."
Mendengar jawaban terakhir Adnan, saya jadi lega. Saya sangat bisa mempercayai
apa yang Adnan katakan, karena saya tahu Adnan bukanlah anak yang suka
"bohong". Dan Adnan paling takut untuk bohong, karena sudah tahu
kalau Mama'nya akan murka jika ketahuan bohong. Jadi tidak mungkin Adnan akan
mengarang cerita.
Hari itu saya jadi kesal, tapi bukan karena Adnan mendapat kertas dari
amidahnya. Melainkan kesal sama Ayahnya, yang langsung memarahi anaknya. Yang
seakan percaya kalau anaknya bertingkah jelek di sekolah. Sebelum mendengar
penjelasan Adnan. Padahal seharusnya tidak langsung marah, karena apa yang anak
katakan pun harus kita dengarkan dulu sebelum menjudge.
Karena, jika benar tingkah Adnan di sekolah tidak baik, itu artinya saya
(kami) sudah gagal mendidik anak-anak dalam tumbuhkembangnya, untuk tumbuh
dengan sikap dan sifat yang baik. Sementara kami sadar bahwa hal-hal yang baik
selalu kami dambakan dari anak-anak kami. Sehingga kami tak bosan-bosannya
untuk mengajarinya dengan hal-hal yang baik, baik secara teori maupun dengan
tindakan nyata.
***
Tentang tingkah laku anak, saya akan selalu ingat, saya sebagai
orangtuanya perlu memahami bahwa, "Tingkah laku anak-anak seringkali
merupakan cerminan tingkah laku orangtuanya".
No comments:
Post a Comment